[REVIEW BUKU] : HUJAN - TERE LIYE
Apa yang ada dipikiran kalian
ketika mendengar nama Tere Liye ?
Romantis. Itulah kata pertama yang
muncul dibenak saya setiap ada yang menyebut nama Tere Liye.
Bukan tanpa alasan. Sebelum
membaca langsung Novel-novel karya beliau, terlebih dahulu saya sudah dicekoki
oleh puluhan quote super indah nan romantis yang diambil dari cuplikan tulisan
atau novel beliau.
“Cara terbaik menghadapi masa lalu adalah dengan dihadapi. Berdiri gagah. Mulailah dengan damai menerima masa lalumu. Buat apa dilawan? Dilupakan? Itu sudah menjadi bagian dari hidup kita. Peluk semua kisah itu. Berikan dia tempat terbaik dalam hidupmu. Itulah cara terbaik mengatasinya. Dengan kau menerimanya, perlahan-lahan dia akan memudar sendiri. Disiram oleh waktu, dipoles oleh kenangan baru yang lebih bahagia.
Apakah mudah melakukannya? Itu sulit. Tapi bukan berarti mustahil.”
Sampai akhirnya “Rindu” menjadi
novel karya Tere Liye pertama yang saya beli dan baca.
Setelahnya sudut pandang akan
Tere Liye yang romantis itu mengembang menjadi “Romantis dengan cara yang pas”.
Yaps. Saya jatuh cinta pada bacaan yang pertama ini. Dalam novel Rindu ini Tere
Liye mampu menggambarkan dan menjabarkan makna Rindu melalui berbagai sudut
pandang dan melalui berbagai situasi. Alur cerita dan emosi yang disajikan pun
terasa pas, tidak berlebih-lebihan.
Dan dari situlah saya menargetkan
untuk minimal 1 kali dalam sebulan membeli novel karya Tere Liye yang lain.
Pulang, Tentang Kamu dan Hujan menjadi pilihan selanjutnya.
Ketiga novel itu sukses membuat
saya berimajenasi, ikut merasa sedih, bahagia, deg-degan, bahkan menangis.
Bahkan Hujan, novel karya Tere
Liye yang baru saja selesai saya baca sukses membuat saya menangis sampai 3
kali (memang dasarnya agak melankolis sih anaknya, hehe).
Berlatar era millennium (sekira
tahun 2042 – 2050) kita diajak mengikuti perjalanan kehidupan, percintaan dan
persahabatan seorang gadis yatim piatu bernama Lail.
Diceritakan dalam novel ini Lail
jatuh cinta kepada Esok, sosok remaja yang telah menolongnya dari bencana gempa
bumi dahsyat yang menimpa bumi.
Tapi, bukan Tere Liye namanya jika
menyajikan kisah cinta yang biasa. Kisah cinta Lail dan Esok sangat unik dan
menarik, tapi terasanya nyata. Dan dalam novel ini kita juga diajak untuk
memahami lebih dalam mengenai arti persahabatan, perjuangan dan terpenting
adalah belajar menerima dan memeluk semua takdir yang Tuhan beri, meskipun
terkadang tekdir itu sangat menyakitkan (duh mulai deh bapernya, hehe).
Alur maju mundur yang digunakan
oleh Tere Liye dalam novel ini terbilang sangat sukses membuat saya penasaran
menanti apa yang akan terjadi antara Esok dan Lail, bagaimana kehidupan bumi
setelah bencana gempa bumi dahsyat yang menimpa bumi dan seperti apa Lail
berjuang hidup tanpa orang tuanya ?
Tapi, tetap dari semua nilai plus
untuk novel ini saya masih merasa ada poin yang kurang. Pendapat subjektif saya
novel ini terlalu singkat menggambarkan berjalannya hari Lail, 8 tahun
digambarkan terlalu singkat, jika dibandingkan dengan “Tentang Kamu” , yang sama-sama menceritakan perjalanan hidup
seseorang.
Berikut beberapa quote favorite saya dari Novel Hujan :
“Bagian terbaik dari jatuh cinta adalah perasaan itu sendiri, Kamu pernah merasakan rasa sukanya, sesuatu yang sulit dilukiskan kuas sang pelukis, sulit disulam menjadi puisi oleh pujangga, tidak bisa dijelaskan oleh mesin paling canggih sekalipun. Bagian terbaik dari jatuh cinta bukan tentang memiliki. Jadi, kenapa kamu sakit hati setelahnya? Kecewa? Marah? Benci? Cemburu? Jangan-jangan karena kamu tidak pernah paham betapa indahnya jatuh cinta.”
“Bukan melupakan yang jadi masalahnya. Barangsiapa yang bisa menerima, maka dia akan bisa melupakan, hidup bahagia. Tapi jika dia tidak bisa menerima, dia tidak akan pernah bisa melupakan.” ― Tere Liye, Hujan
“Ada orang-orang yang kemungkinan sebaiknya cukup menetap dalam hati kita saja, tapi tidak bisa tinggal dalam hidup kita. Maka, biarlah begitu adanya, biar menetap di hati, diterima dengan lapang. Toh dunia ini selalu ada misteri yang tidak bisa dijelaskan. Menerimanya dengan baik justru membawa kedamaian.” ― Tere Liye, Hujan
-Ris-
Tere Liye memang selalu menjadi penulis favorit saya. Lewat novel yang berjudul tentang kamu ini, kita disuguhkan oleh kisah hidup ningsih yang menurut saya penuh perjuangan, kisah tragis dan sedih, yang mana sangat layak untuk dijadikan sebagai tauladan. Aku suka banget sama novel ini, huhuhuh
BalasHapusSalam kenal btw, Kreta Amura
Saya telah membaca buku ini, sangat menginspirasi
BalasHapushttp://bulubook.com/review/berhentidikamu/